MA menyebutkan ia berada dalam situasi terjebak, saat ayah tirinya kembali ke rumah.
Dalam kasus penderaan atau pelecehan seksual yang dialaminya, MA putri Pinkan Mambo menyatakan ada jeda perlakuan tidak senonoh dari Steve Wantania, pelakunya.
Kejadian pertama berlangsung 2018 saat MA berusia 12 tahun, lantas terhenti sekira enam bulan karena ayah tiri dan ibu kandungnya cekcok berat yang mengakibatkan Steve Wantania pergi dari rumah mereka.
Itulah saat-saat di mana MA merasa bisa “bernapas”, tidak terhantui karena perlakuan menjijikkan dari ayah tirinya.
Sayangnya, kebahagiaan seorang anak itu terampas kembali. Sekira 2020-2021 pelecehan seksual kembali terjadi.
“I feel hurt karena masalahku sudah besar, tapi ini cuma dibawa kepada lelaki itu supaya ia tidak keluar dari rumah,” demikian penuturan MA di depan presenter Deddy Corbuzier yang menjadi host podcast Close The Door.
Artinya, MA merasa terluka karena pelecehan ini bukanlah masalah kecil, mempengaruhi masa depannya, namun malahan dijadikan sang ibu dengan lima anak–MA nomor dua–sebagai tameng. Pinkan Mambo mengancam Steve Wantania bahwa ia akan memperkarakan masalah pelecehan seksual yang dilakukannya atas MA kepada Polisi, bila lelaki itu pergi dari rumah.
Steve Wantania memang pergi, akan tetapi Pinkan Mambo memohon-mohon agar kembali, dan sekira setahun kemudian ia datang lagi di rumah mereka.
Pinkan Mambo pun memberikan pernyataan kepada MA, bahwa ayah tirinya akan datang lagi, dan ditanyai pendapatnya.
“Saat lelaki ini mau datang lagi, Mami bertanya. I had said I feel not safe. Aku bilang Mami, “Jangan deh. Atau kalau nggak aku aja yang ke Papa (Sandy Sanjaya),” jelas MA kepada Deddy Corbuzier.
Sayangnya si ibu tidak mendengarkannya serta membuka pintu rumah bagi Steve Wantania.
Selanjutnya, hanya berjarak dua minggu setelah pulang ke rumah, pelaku kembali melakukan tindak pencabulan.
“Kejadian sedikit demi sedikit, sampai akhirnya seperti yang sudah-sudah,” lanjutnya perlahan.
Di situlah MA merasa trapped, terjebak tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Makin menyedihkan bila membayangkan situasi ini disandingkan dengan penjelasan Pinkan Mambo yang beredar di media sosial, dalam pernyataan, “Kalau takut, kunci kamarnya. Setiap anak saya punya Mbak (pengasuh) masing-masing. Saya bilang, “Mami harus kerja nggak bisa mengurus beginian”.”
Quoted From Many Source