Mantan suami Pinkan Mambo menjemput anak mereka yang mengalami penderaan seksual.
Meski diceritakan dalam suara perlahan, lembut, tidak meledak-ledak sama sekali, apa yang diutarakan MA, anak penyanyi kondang Pinkan Mambo mampu menghadirkan suasana tegang mencekam. Laiknya film thriller tentang cara menyelamatkan diri agar bebas dari kejadian mengerikan lagi.
Yaitu berada di rumah, dan dikelilingi orang-orang yang tidak bisa dipercayai atau dimintai tolong. Sementara pelaku kejahatan seksual juga berdiam di rumah yang sama.
Dikutip Metro Suara.com dari podcast Denny Sumargo, Curhat Bang, MA menyatakan ia dan Sandy Sanjaya, bapak kandungnya tetap menjalin hubungan lewat komunikasi telepon di belakang Pinkan Mambo. Pasalnya bila ketahuan akan diblocked.
Saat mengetahui putrinya mengalami penderaan seksual dari laporan via telepon, Sandy Sanjaya sontak bergerak, hendak memanggil Polisi untuk menggerebek rumah Pinkan Mambo.
Namun disayangkan, di rumah itu MA hanya sendirian, dalam artian dikelilingi orang-orang yang belum tentu bisa membantu maupun dipercayainya.
“Di rumah itu aku cuma bisa andalkan diri sendiri. Posisi Papa di Bali, dan di rumah isinya adalah orang-orang yang tidak bisa bantu aku. Aku bilang ke Papa: kalau panggil Polisi sekarang aku nggak tahu konsekuensinya. Takutnya lebih parah, aku dicegat, atau ditahan,” kata MA soal kondisi di rumah yang bikin miris.
“Jadi, mending aku tunggu Papa jemput, di Jakarta,” lanjutnya.
“Papa ada di mana? Aku butuh banget Papa, datang segera ke Jakarta,” demikian pinta MA saat bisa menelepon ayah kandungnya.
Sandy Sanjaya pun buru-buru meninggalkan pekerjaannya di Bali demi menjemput putrinya di Jakarta. Langsung naik mobil dari Bali menuju ibu kota dalam bilangan sekira 18 jam, serta melahap jarak tak kurang dari 1.200 km.
Sementara itu di kediaman ibunya serta ayah tiri, MA mempersiapkan diri, menunggu semua orang di rumah tidur.
“Diam-diam, karena aku takut kalau misalnya mereka tiba-tiba bangun, aku bisa ditahan,” tukasnya.
Tepat tengah malam, MA melangkah keluar lewat jendela. Ia tidak mau meninggalkan jejak, seperti pintu terbuka.
“Aku sudah ditunggu Papa di jalan,” katanya lagi.
Dari rumah Pinkan Mambo, keduanya langsung menuju ke Bali, dan meski melarikan diri dari rumah yang membuatnya tidak nyaman ataupun merasa dilindungi, MA merasa tetap harus menghubungi sang ibu.
“Subuh jam 5 pagi aku kabari Mami, karena kalau aku hilang secara tiba-tiba, bisa dilaporkan ke Polisi. Dan Papa bilang “Kasih tahu Mami, kamu sudah berada di lingkungan yang aman, sudah sama Papa”,” jelas MA menirukan pernyataan ayah kandungnya.
Menurutnya, Pinkan Mambo langsung panik, mengirim voice chat, video, dan menangis menyuruh anaknya kembali ke rumah.
“Janjinya: kamu pulang, kalau sudah datang nanti aku keluarkan suamiku dari rumah, tapi aku tidak lakukan. Aku lebih nyaman berada di lingkungan keluarga Papa,” tandasnya.
Dari peristiwa pelarian dijemput ayahnya itu, MA didampingi Sandy Sanjaya dan keluarga pihak ayah kandung melapor kepada Polisi. Hingga putusan pengadilan bagi pelaku penderaan seksual atas nama Steve Wantania keluar, yaitu 9,5 tahun bui ditambah uang sekira Rp 1 miliar.
Quoted From Many Source